Kultum Puasa Ba’da Dzuhur 21-April-2021

Kultum hari ini Rabu 21 April 2021 diisi oleh Bapak Adji Hadi Prakoso, AKS, MP. koordinator Pekerja Sosial Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah. Dalam kesempatan ini beliau menyampaikan perihal sholawat kepada rasulullah. Disetiap pembukaan-pembukaan ceramah kita sebagai umat Islam sering menyampaikan “Marilah kita bersholawat kepada Rasul agar mendapat syafaatnya”, memang menjadi hal penting karena dengan sholawat bisa menghubungkan kita dengan rasulullah. Sholawat ditinjau dari etimologi bahasa, sholawat adalah kata jamak dari sholat yang bisa diterjemahkan sebagai do’a, jika dilihat dari bahasa Indonesia sholawat berarti penghormatan, pujian, kebanggaan.

Sholawat bisa diartikan menjadi tiga pengertian; Pertama sholawat yang disampaikan oleh Allah SWT mempunyai makna bahwa Allah SWT memberikan rahmat,  memberikan ampunan, Allah SWT bangga terhadap sesuatu umatnya; yang kedua sholawat yang disampaikan oleh malaikat, sholawat itu berarti doa malaikat kepada orang yang bersholawat agar Allah SWT memberikan rahmat; sholawat yang ketiga yaitu sholawat yang disampaikan oleh kita umat muslim yang berarti kita membanggakan, memuji terhadap rasulullah.

Terkait dengan sholawat, Allah telah berfirman di dalam Surat Al Ahzab ayat 56 :

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

yang artinya “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya”

Dari ayat tersebut bila diperhatikan dengan sungguh ada penekanan tertentu, secara tidak langsung mengindikasikan  boleh jadi kecenderungan manusia itu tidak mau bersholawat kepada nabi (memang tidak mau atau karena lupa dsb, red) sehingga Allah SWT sampai menyebut diriNya sebagai jaminan atas anjuran bersholawat. Bandingkan dengan ayat-ayat lainnya, Allah SWT menggunakan subjek makhlukNya untuk memberikan jaminan terhadap firmanNya seperti وَالضُّحٰىۙ (demi waktu duha), وَالْعَصْرِۙ (demi masa) tetapi justru perintah untuk bersholawat ini menggunakan subjek Allah SWT itu sendiri yang artinya posisi hukumnya sangat tinggi sehingga tentunya menjadi kewajiban bagi kita ketika mendengar nama rasulullah Muhammad kita bersholawat kepadanya.

Kita tentu juga sangat menunggu dan mengharapkan syafaat nabi Muhammad di yaumil akhir, bagaimana kita bisa mendapat syafaatnya kalau  kita tidak pernah mengagungkan, menyebut dan mendekatkan diri kita kepada beliau nabi. Sholawat ini sebagai media kita dekat dan terhubung dengan nabi Muhammad SAW walaupun kita mempunyai dimensi waktu, jarak dan masa yang sudah sangat panjang berbeda.

Semoga kita semua termasuk kedalam orang-orang yang mendapat syafaat dari nabi Muhammad SAW di yaumil akhir nanti, aamiinn…

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كما صَلَّيْتَ عَلَى إبْرَاهِيمَ وعلى آلِ إبْراهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كما بَاركْتَ عَلَى إبْرَاهِيمَ وَعَلَى آل إبراهيم في العالَمِينَ إنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Scroll to top